Header Ads

Niat Puasa: "Romadona atau Romadoni?"

Median - Salah satu rukun puasa Ramadan adalah mengucapkan niat. Niat diungkapkan di dalam hati. Adapun pengucapannya secara lisan hukumnya sunah.

Niat puasa berbunyi Nawaitu sauma goddin 'an ada' i fardis syahri romadoni hadihis sanati fardol lillahi ta'ala.
Namun acapkali niat tersebut dibaca ramadona. Padahal secara gramatika Arab cara tersebut keliru. Berikut bahasannya:

1. Lafaz romadon adalah isim gairu munsorif. Isim goiru munsorif jika jer ditandai dengan fathah. Namun terdapat pengecualian apabila isim tersebut menjadi mudof atau dimasuki alim lam, maka isim goiru munsorif menjadi isim mukrob sehingga jika jer ditandai dengan kasroh. Dalilnya sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Alfiyah Ibnu Malik halaman 25.




Juga dijelaskan pada penjelasan bab isim goiru munsorif halaman 125.



2. Darimana kita tahu romadona menjadi mudof? Penjelasan ini ditemukan di kitab Bujairomi halaman dana kitab I'anatu Tolibin halaman.
Romadon menjadi mudof sedang hadihis sanati menjadi mudof ilaih nya.







3. Romadon bisa dibaca romadona asalkan tidak menjadi mudof tapi mudof ilaih dari fardi syahri. Sehingga bisa dibaca fardi syahri romadona. Namun lafaz setelahnya dibaca hadihis sanata dengan posisi sebagai dorof zaman. Jadi cara membacanya fardi syahri romadona hadihis sanata.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.